Friday, August 9, 2019
PENENTUAN ZAT PEMANIS BUATAN (BIOKIMIA)
A.
KOMPETENSI
DASAR
1.
Dapat melakukan analisa tentang zat pemanis
buatan dalam suatu bahan
2.
Dapat menyediakan reagen untuk menganalisa zat
pemanis buatan
3.
Dapat menganalisa data dari hasil percobaan
4.
Dapat mengambil kesimpulan dari hasil percobaan
5.
Dapat mengkomunikasikan hasil percobaan
B.
DASAR
TEORI
Zat pemanis buatan atau
sintesis merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat mempertajam
penerimaan terhadap rasa manis tersebut. Sedangkan kalori yang dihasilkan lebih
rendah dari gula. Pada umumnya zat pemanis buatan mempunyai struktur yang
berbeda dengan struktur polihidrat alam. Beberapa contoh zat pemanis buatan
yang dikenal adalah natrium dan kalsium siklamat dan natrium atau kalsium
sakarin. Tingkat kemanisan garam siklamat 30 kali lebih manis dibandingkan
sukrosa. Kemudian penggunaan siklamat dilarang di AS karena diperkirakan
bersifat karsinogenik. Saat ini zat pemanis yang banyak digunakan adalah garam
sakarin dalam bentuk Na-Sakarin atau Ca-Sakarin. Tingkat kemanisan sakarin 400
kali lebih besar dari kemanisan sukrosa 10%. (TIM BIOKIMIA, 2017).
Siklamat adalah salah satu
jenis pemanis buatan yang cukup popular di Indonesia. Siklamat pertama kali
ditemukan oleh ilmuan Micheal Sheva dan Ludwig Audrieth dari Universitas Of
Illinois pada tahun 1937. Pemanis siklamat merupakan garam natrium dari asam
siklamat. Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai
tingkat kemanisan 30 kali dari gula. Rumus molekul siklamat adalah C6H11NHSO3Na.
Rasa manis siklamat masih dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1:10 dalam
liter. Nama lain dari siklamat dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara
lain : Asukrin, Sukaril, dan Sukrosa (Cahyadi,2009)
Bahan pemanis buatan
mempunyai suatu rasa manis yang kuat tetapi nilai kalorinya sedikit atau tidak
ada. Karena itu berguna bagi penderita diabetes dan siapa saja yang ingin
menikmati rasa manis tanpa tambahan asupan kalori. Selain itu, bahan pemanis
buatan yang menonjol adalah sakarin, siklamat, dan aspartame. (Frank, 1995)
Berdasarkan proses produksi
dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural atau alami. Sedangkan
berdasarkan fungsinya, pemanis dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutrisi
dan non-nutrisi. Pemanis sintesis dihasilakn melalui proses kimia. Contoh dari
pemanis ini antara lain taumarin, alimat, siklamat, aspartum, dan sakarin.
Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan
buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa. (Sudarmadji,
1982)
Pemanis buatan banyak
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, antara lain dapat menyebabkan kanker
kandungan kemih dan migraine. Efek samping akan muncul jika pemanis dikonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan. Batasan asupan harian siklamat yang diperbolehkan
dalam makanan dan minuman berkalori rendah untuk masyarakat umum 3 g/kg.
Biasanya, pada tiap bahan pemanis terdapat nilai konsumsi perhari yang
diijinkan atau lebih dikenal dengan ADI (Allowed Daily Intake). Dapat
disimpulakn bahwa pemanis yang sudah diijinkan dan beredar dipasaran. Jika
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup rendah tidak akan mempunyai efek samping
yang tinggi. (Cahyadi, 2009).
Pemanis merupakan senyawa
kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan
pangan, industry serta minuman dan makanaan. Menurut peraturan mentri kesehatan
(menkes RI nomor 88) pemanis termasuk kedalam bahan tambahan kimia, selain zat
yang lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain sebagainya.
Pemanis alternative umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa.,
glukosa, atau fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang
sering digunakan dalam berbagai industry. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan
cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber
kalori bagi tubuh. (Rismana, 2002)
Siklamat memiliki nama
dagang yang dikenal sebagai Asukrin, Sukaril. Siklamat lebih banyak digunakan
oleh produsen tingkat industry besar disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan
rasa pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak
digunakan terutama dalam produk-produk minuman ringan. Siklamat mempunyai
tingkat kemanisan yang mencapai 30 kali daripada sukrosa. (Lestari, 2011)
Dalam perdagangan sakarin
dikenal dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan
Sykosa. Harga sakarin paling murah disbanding pemanis buatan lainnya. Sakarin
dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih rendah
disbanding dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan untuk
memperoleh rasa yang kuat. (De Man, 1997)
Pemanis buatan banyak
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Hasil metabolism siklamat yaitu
sikloheksamin merupakan senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan beragam
penyakit diantaranya tumor, migran, kehilangan daya ingat, alergi, dan kanker
otak. (Rohman, 2007)
Nama lain dari siklamat
adalah natrium sikloheksilsulfamat atau natrium siklamat dengan nama dagang
antara lain : arrugrin, suracyl, atau sucrose. Siklamat biasanya tersedia dalam
bentuk natrium dari asam sikalamy dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na
atau natrium siklamat
Mekanisme kerja suatu
senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis, selain berasa manis harus
memenuhi beberapa kriteria tertentu, seperti :
1.
Larut dan stabil dalam kisaran pH yang luas.
2.
Stabil pada kisaran suhu yang luas.
3.
Mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side
atau after-taste.
4.
Murah, setidak-tidaknya tidak melebihi harga
gula. (Sudarmadji, 1982)
C.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT :
Corong kaca (2 buah)
Gelas ukur 10 ml (1 buah)
Gelas ukur 50 ml (1 buah)
Kertas saring (secukupnya)
Penangas air (1 buah)
Batang pengaduk (1 buah)
Neraca (1 buah)
Gelas kimia 100 ml (3 buah)
Erlenmeyer 100 ml (3 buah)
Pipet tetes (2 buah)
Botol semprot (1 buah)
BAHAN
:
Aquades
Larutan BaCl2 10%
Asam sulfat pekat
Larutan NaOH 1N
Resorsinol
Karbon aktif
Larutan NaNO2 10%
Asam Klorida Pekat
Bahan minuman ringan yang diduga mengandung
sakarin dan siklamat
D.
CARA
KERJA
a.
Uji
identifikasi sakarin dalam sampel
1.
50 ml sampel
2.
masukkan ke gelas piala 100 ml
3.
masukkan karbon aktif 2 sendok spatula
4.
diamkan 30 menit
5.
tambahkan 60 mg resorsinol
6.
tambahkan 5 sampai 10 tetes asam sulfat pekat
7.
panaskan
8.
dinginkan
9.
tambahkan 10 ml NaOH 1 N
10. jika positif mengandung sakarin, sampel akan
berwarna hijau
b.
Uji
Identifikasi siklamat dalam sampel
1.
50 ml sampel
2.
masukkan ke gelas piala 100 ml
3.
masukkan karbon aktif 2 sendok spatula
4.
diamkan 30 menit
5.
tambahkan 10 ml HCl pekat
6.
kocok
7.
tambahkan 10 ml BaCl2 10%
8.
tambahkan 10 ml NaNO2 10%
9.
panaskan
10. dinginkan
11. jika
positif mengandung siklamat, maka akan menghasilkan endapan putih.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan.
Jakarta
: Bumi Aksara.
Cahyadi. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta
: Bumu Aksara.
De Man, Jhon. 1997. Kimia Makanan. Yogyakarta
: UGM.
Frank C Lu. 1995. Taksikologi dasar (Azas,
Organ, Sasaran, dan Penelitian
Resiko).
Jakarta : UI.
Lestari, dewi. 2011. Analisis Makanan.
Yogyakarta : UGM.
Rismana, Eriawan. 2002. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta : Gramedia.
Rohman, abdul. 2007. Analisis Makanan.
Yogyakarta : UGM.
Sudarmadji, slamet. 1982. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian Edisi 1.
Yogyakarta
: Liberty.
Tim biokimia. 2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Padang :
UNP.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Mencari pH larutan
1. Sebanyak 25 mL larutan asam format (HCOOH) 0,020 M (Ka HCOOH = 2,0 x 10 -4 ) dititrasi dengan larutan basa kuat KOH 0,01 M....
-
A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat reagen yang terkait dengan percobaan 2. Mahasiswa dapat menggun...
-
PERUBAHAN MATERI A. Tujuan 1. Mengidentifikasi sifat fisika dan sifat kimia zat masing-masing dengan contoh 2. Menjelaska...
-
A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa dapat menentukan sifat fisika dan kimia lemak B. KOMPETENSI DASAR 1. ...