A.
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa dapat menentukan sifat fisika dan
kimia lemak
B.
KOMPETENSI DASAR
1.
Mahasiswa dpaat membuat reagen yang berkaitan
dengan percobaan sifat fisika dan kimia lemak.
2.
Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan yang
digunakan pada percobaan diatas dengan benar dan tepat.
3.
Mahasiswa dapat melakukan percobaan pengujian
sifat fisika dan kimia lemak.
4.
Mahasiswa dapat menganalisis hasil percobaan.
5.
Mahasiswa dapat mengambil kesimpulan dari hasil
percobaan.
6.
Mahasiswa dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan.
C.
DASAR TEORI
Lemak dan minyak adalah
salah satu senyawa trigliserida yang merupakan hasil reaksi esterifikasi antara
satu molekul gliserol dengan 3 molekul asam lemak. Lemak dan minyak tergolong
ke dalam senyawa lipid sederhana yang banyak terdapat di alam. Perbedaan antara
lemak dan minyak terletak pada susunan asam lemak penyusunnya, wujudnya pada
suhu kamar dan sumbernya. Mutu lemak dan minyak dapat ditentukan dari sifat
fisika dan kimianya. Sifat fisika lemak dan minyak adalah berat jenis, warna,
kelarutan, bau, dan rasa. Sedangkan sifat kimianya meliputi bilangan asam,
bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan penyabunan, dan bilangan ester. (Tim
Biokimia,2017)
Lipid adalah senyawa
biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat pada plasma sebagai
mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan pelarut organic
seperti eter, benzene, kloroform,
tetraklorometana. Lipid penting karena memiliki nilai energy yang tinggi. Bahan
isolasi dan pelidung yang terdapat pada jaringan-jaringan di bawah kulit dan
mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan saraf. (Ridwan, 2009)
Lemak adalah salah satu
komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada kehidupan selain memiliki
sisi positif. Lemak juga mempunyai siis negative terhadap kesehatan. Fungsi
lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energy, bagian dari membrane sel,
mediator aktivitas-aktivitas bioligis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ0organ tubuh serta pelarut vitamin A,
D, E, dan K. penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan
tekstrur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan
energy dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat yaitu
9 kkal/gram lemak yang dikonsumsi. (Sartika, 2008)
Minyak dan lemak termasuk
lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita yaitu
sebagai sumber energy, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. setiap
gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh suatu
gram protein atau karbohidrat. Suatu gram minyak atau lipid dapat menghasilkan
4 kkal/gram. Minyak atau lemak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam linoleat, asam linolenat, dan asam arkidonat yang
dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.
(Oktaviana, 2009)
Asam lemak adalah bagian
penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan bagian utama senyawa
fodfolipid membrane sel. Dalam tubuh asam lemak tidak hanya diperlukan untuk
sintesa membrane, modifikasi protein dan karbohidrat. Pembangunan beberapa
elemen struktur dalam sel dan jaringan menghasilkan senyawa penanda dan bahan
bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta
ekstraseluler yang sulit larut dan non polar (Tuminah, 2010)
Secara kimia lemak dibagi menjadi tiga yaitu
:
1.
lemak sederhana
apabila
dihidrolisis akan menghasilkan alcohol, biasanya berupa gliserol serta
menghasilkan asam lemak.
2.
Lemak majemuk
Apabila
dihidrolisis akan menghasilkan alcohol, asam lemak, dan senyawa lainnya seperti
fosfat, asam amino, basa organic, seperti kolin dan betain. Lemak majemuk
mengandung listrik atau palinh tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya
sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air.
3.
Turunan lemak
Berbagai
senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak
terdahulu yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alcohol
lain yang ikut menyususn lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap )ikatan tak
jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh). (Sistiawan, 2011)
Lemak adalah senyawa yang
tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut organic yang non polar, misalnya dietileter atau
kloroform. Oleh sebab itu, senyawa ini dibagi menurut sifat fisiknya yaitu
senyawa yang larut dalam pelarut non polar yang tidak larut dalam air. Meskipun
struktur lemak bermacam-macam semua lemak mempunyai sifat struktur yang
spesifik., yaitu mempunyai gugus hidrokarbon hidrofobik yang banyak sekali dan
sedikit gugus hidrofil. Hai ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak
dapat larut dalam air tetapu larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak
tergolong gliserida, yaitu ester antara gliserol dan asam lemak, dimana ketiga
radikal hidroksil dari gliserol semua diesterkan. (Sartika, 2008)
Sifat-sifat fisis lemak :
1. Titik
lebur (melting point) lemak relative rendah, tetapi selalu lebih tinggi dari
temperature dimana ia menjadi padat kembali (settingpoint) misal lemak sapi
mencair pada 49oC dan menjadi padat kembali pada 36oC.
Titik lebur lemak tergantung pada panjang pada panjang pendeknya rantai karbon
dari asam lemak penyusunnya dan banyak sedikitnya ikatan-ikatan rangkap. Makin
panjang rantai karbon tersebut makin tinggi titik leburnya. Misal titik lebur
trimalpitin 66 oC dan tristearin 71 oC. titik lebur
triolein yang mempunyai tiga buah ikatan rangkap mempunyai titik lebur -5
oC
2. Lemak
netral tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut lemak seperti
eter. Chloroform, petroleumetercarbontetraklorida lemak dpaat larut dalam alcohol
panas dan sedikit larut dalam alcohol dingin.
3. Berat
jenis lemak padat sekitar 0.63 sedangkan minyak atau lemak cair 0,915-0,940
karena berat jenis lemak lebih rendah daripada berat jenis air menyebabkan
lemak menjadi terapung diatas air bila keduanya dicampur.
Sifat-sifat kimia lemak:
1. Lemak dapat dihidrolisis dengan dipanaskan pada temperature
dan tekanan tinggi. Jika dididihkan pada tekanan biasa hidrolisa berjalan
lambat. Hidrolisa yang umum dilakukan dengan basa kuat (NaOH/KOH) dihasilkan
gliserol dan garam yang disebut sabun, sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk
memisahkan sabun dengan gliserol ditambahkan garam NaCl.
2.
Lemak tidak jenuh dapat menganalisis hydrogen,
sehingga menjadi lemak jenuh.
3. Bila lemak tidak jenuh ditambah beberapa tetes
aquabromata dan kemudian campuran ini dikocok maka warna dari aquabromata akan
luntur. Dalam hal ini brom dari aquabromata diadisi oleh ikatan rangkap yang
ada pada lemak tak jenuh. (Budiman, 2009)
D.
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas ukur 25 ml
Erlenmeyer 100 ml
Corong kaca
Batang pengaduk
Buret 50 ml
Alat refluks
Botol semprot
BAHAN :
Etanol
Etil asetat p.a
n-Heksana p.a
HCl p.a
KOH 0,1 N
Kloroform p.a
KI jenuh
Na2S2O3 0,2N
Amilum 1%
Minyak goring baru dan bekas
Mentega
Aquades
E.
Cara Kerja
1.
Uji Kelarutan Minyak
a.
Tiga buah tabung reaksi
b.
Tambahkan minyak goreng (baru) 1 ml/1gram
c.
Tambahkan etanol 3 ml (tabung 1)
d.
Tambahkan etil asetat 3 ml (tabung 2)
e.
Tambahkan n-heksana 3 ml (tabung 3)
f.
Kocok
g.
Bandingkan kelarutan, lakukan pada mentega
2.
Penentuan bilangan asam
a.
5 gram minyak baru
b.
masukkan ke Erlenmeyer
c.
tambahkan 25 ml alcohol 95%
d.
refluks 10 menit
e.
titrasi dengan KOH 0,1N tambahkan indicator PP
f.
hitung bilangan asam
g.
lakukan pada minyak bekas
3.
bilangan peroksida
a.
5 gram minyak baru
b.
masukkan ke erlenmeyer tertutup
c.
tambahkan 30 ml HCl
d.
tambahkan 20 kloroform
e.
kocok hingga larut
f.
tambahkan 0,5 ml KI jenuh
g.
diamkan 1 menit, goyang
h.
tambahkan 30 ml air suling
i.
titrasi dengan Na2S2O3,
hingga warna kuning hilang
j.
tambahkan 3 tetes amilum 1%
k.
titrasi hingga warna biru hilang
l.
hitung bilangan peroksida
m. lakukan
pada minyak bekas
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A.K. 2009. Protein dan Asam Amino. Sumatera : USU.
Oktaviana, N.D. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta : Gramedia.
Ridwan, M. 2009. Minyak Sumber Penanganan, Pengolahan, Pemurnian. Bandung : ITB.
Sartika, R.A.D. 2008. Biokimia 2. Yogyakarta :UGM.
Sistiawan, W. 2011. Biokimia. Sukabumi :UMS.
Tim Biokimia. 2017. Penuntun Praktikum Biokimia 2. Padang :UNP.
Tuminah, S. 2010. Penuntun Dasar-dasar Kimia. Jakarta :Media Cipta.